Faktor Risiko Vaginitis
Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita menderita vaginitis, yaitu:
- Bergonta-ganti pasangan seksual.
- Menderita diabetes yang tidak terkontrol.
- Melakukan vaginal douching atau membersihkan bagian dalam vagina.
- Sering mengenakan celana yang lembab atau ketat.
- Menggunakan KB spiral atau spermisida.
- Menggunakan produk pembersih kewanitaan.
- Efek samping obat-obatan, seperti antibiotik atau kortikosteroid.
- Perubahan hormon akibat kehamilan atau konsumsi pil KB.
Diagnosis Vaginitis
Guna memastikan vaginitis, dokter akan terlebih dulu menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:
- Pemeriksaan kadar asam dan basa vagina, atau disebut juga pH vagina.
- Pemeriksaan bagian dalam vagina, untuk melihat tanda peradangan.
- Pemeriksaan sampel cairan vagina di laboratorium, untuk mengetahui penyebab vaginitis.
- Pemeriksaan sampel jaringan.
Pengobatan Vaginitis
Pengobatan vaginitis tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Secara umum, pengobatan tersebut meliputi:
Pemberian obat antibiotik
Metronidazole dan clindamycin adalah antibiotik yang paling sering digunakan pada vaginitis yang disebabkan oleh bakteri.
Pemberian obat antijamur
Vaginitis akibat infeksi jamur dapat diatasi dengan obat antijamur, seperti miconazole, clotrimazole, atau fluconazole.
Terapi pengganti hormon
Terapi pengganti hormon digunakan untuk mengatasi vaginitis yang dipicu oleh penurunan hormon estrogen.
Sedangkan untuk mengatasi vaginitis yang disebabkan oleh iritasi atau alergi, dokter akan menganjurkan pasien untuk menghindari pemicunya, misalnya sabun pembersih vagina atau kondom berbahan dasar lateks. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan peradangan dan gatal.
Pencegahan Vaginitis
Vaginitis dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah sederhana di bawah ini:
- Bersihkan vagina dengan air tanpa menggunakan sabun, dan hindari membasuh bagian dalam vagina.
- Selalu bersihkan vagina dari arah depan ke belakang setiap kali selesai buang air, dan pastikan menyeka vagina hingga benar-benar kering.
- Hindari penggunaan benda yang bisa menyebabkan iritasi atau alergi pada vagina, seperti pembalut yang mengandung pewangi atau sabun pembersih vagina.
- Lakukan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan.
- Gunakan air hangat bila ingin berendam, jangan air yang terlalu panas.
- Pilih celana dalam yang tidak ketat dan berbahan katun.
- Kontrol kadar gula darah bila menderita diabetes.